~ihsan/blog.txt ---------------------- daftar judul: TULIS, ULANG, ROKOK // gunakan ctrl+f atau menu > temukan pada browser untuk menemukan postingan // [terinspirasi dari https://minim.blog] ---------------------- TULIS - [20240930] Media sosial hari ini dipenuhi dengan gambar dan video. Menyenangkan. Tetapi bagi yang ingin mandiri dalam menampilkan diri di Internet, gambar dan video terlalu berat untuk dihosting. Perlu server yang kuat dan tentunya memerlukan biaya lebih besar daripada teks. Berhubung blog ini murni dalam bentuk teks dan saya ingin menjadikannya sebagai pengganti media sosial, saya ingin sesekali menerjemahkan foto-foto saya ke dalam bentuk tertulis. Mungkin hasilnya jadi semacam "caption" atau malah "prompt" yang biasa dipakai dalam generator gambar. ---------------------- ULANG - [20240930] Pagi ini aku merenungi doa bangun tidur dan menyadari bahwa setiap bangun tidur adalah kesempatan untuk memulai ulang hidup kita. Diri kita telah mati di saat tidur tadi dan kita yang terbangun ini adalah raga yang baru dihidupkan. Kita memang mewarisi memori dari diri kita sebelumnya, tetapi kita bukan diri kita sebelumnya itu. Susunan sel yang membentuk kita sekarang tidak sama dengan susunan sel yang membentuk kita sebelumnya. Setiap hari, yang adalah hidup baru itu, memberi kita pilihan, mau hidup seperti sebelumnya, atau berubah. Berubah pula bisa menjadi berubah lebih baik atau berubah lebih buruk. ---------------------- ROKOK - [20240924] Saya mulai rutin merokok sekitar dua puluh tahun lalu sewaktu saya SMA. Sebenarnya sudah sejak SMP saya mulai sembunyi-sembunyi mencoba rokok, tapi hanya sekali-sekali saja. Waktu SMA itu saya ngekos, tak lagi diawasi orang tua. Berkat pengaruh satu chapter dalam komik Planetes yang berjudul "Hembusan Rokok Di Terang Bulan" saya mulai merokok hampir setiap hari. Di bangku kuliah, kebiasaan merokok saya makin menjadi. Pada masa ini, rokok sudah jadi bagian dari identitas saya: Ihsan, si perokok. Berhubung saya orangnya kikuk, rokok sangat membantu kepercayaan diri saya. Saya mulai merokok lebih banyak. Saya juga lebih akrab pada teman-teman yang sama-sama perokok. Singkat cerita, makin lama, semakin kuat kecanduan saya pada rokok sampai dengan hari ini. Saya merasa kecanduan saya lebih bersifat psikologis ketimbang fisik. Saya sering berhenti merokok sampai cukup lama, mungkin bisa lebih dari dua minggu. Itu mudah saja asalkan saya berada di rumah bersama istri dan anak, tidak ke mana-mana. Hari Sabtu-Minggu hampir saya tak pernah merokok sekarang ini. Saya sadar betul dampak buruk dari rokok. Tekanan darah saya hampir selalu tinggi. Pernah saya mengalami batuknya perokok, yaitu batuk pada dini hari yang betul-betul menyebalkan. Napas saya juga tak kuat. Semua itu bikin saya berusaha terus mencari alternatif dari rokok. Itu sebabnya saya pernah menggunakan rokok vaporizer (vape). Kalau tak salah ingat, tahun 2022-2023 saya hanya memakai vape saja. Saya lepas dari rokok bakar sepenuhnya. Tapi, setelah cukup lama memakainya, saya menemui masalah baru. Pertama vape membuat saya tidak kenal waktu dan tempat dalam merokok. Ini bikin asupan nikotin ke tubuh saya jauh lebih banyak ketimbang saat merokok bakar. Saya jadi sering sakit kepala dan leher sejak memakai vape tanpa kenal batas ini. Kedua, vape membuat saya cepat lapar. Saya jadi makan lebih banyak dan itu juga bikin kesehatan saya jadi kurang bagus. Ketiga, karena saya bisa menghisap vape kapan saja, saya jadi kehilangan semangat bekerja yang biasanya saya rasakan ketika merokok bakar. Itu karena, dengan rokok bakar, saya mengandalkan kantor sebagai tempat merokok. Momen pergi ke kantor menjadi menyenangkan karena saya membayangkan bakal bisa menikmati asap dan kopi di pagi hari. Ramadan di tahun 2023, saya putuskan berhenti memakai vape. Sejak itu, saya mencari alternatif dari vape. Saya ingin sesuatu yang bisa menjadi hiburan saya dan membuat saya tetap senang di tempat kerja. Pernah saya mencoba rokok rempah-rempah, namun harganya terlalu mahal dan kandungan nikotinnya yang terlalu rendah bikin saya tetap merokok sigaret biasa. Belakangan, saya menemukan pipa sebagai alternatif yang menarik untuk dicoba. Pipa, walaupun tidak bebas risiko, punya potensi untuk lebih aman daripada sigaret pabrikan. Pertama, rokok pipa tidak diisap ke paru-paru. Kedua, dengan rokok pipa kita bisa memilih tembakau mana yang akan dipakai, dan bahan apa yang akan dimasukkan dalam campuran. Ketiga, umumnya pengguna pipa lebih sedikit merokoknya daripada perokok sigaret pabrikan. Walaupun berhenti total jauh lebih baik, namun keadaan saya saat ini belum memungkinkan untuk melakukan itu. Dari situlah, mulai September 2024 ini perlahan saya mulai beralih menggunakan pipa. Sementara ini, saya sudah berjanji untuk tidak lagi membeli sigaret pabrikan, kecuali dalam bentuk tembakau. Dan saya juga telah punya satu pipa kayu produk dari Wonogiri. Maafkan. Saya masih perlu penyemangat untuk datang ke kantor.